Selasa, 26 Mei 2015

PERANAN SOSIOLINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Banyak para ahli yang memberikan defenisi tentang bahasa. Salah satunya yaitu Harimurti Kridalaksana (1993:21) menyatakan bahwa bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dalam proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan, berkaitan, sehingga merupakan satu jaringan sistem. Hakikat bahasa menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik edisi ketiga adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpaguru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperanterhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa(Winkel,1991). Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Belajar Bahasa Indonesia di sekolah merupakan pokok dari proses pendidikan di sekolah. Belajar merupakan alat utama dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus mengetahui tujuan dan peran pembelajaran Bahasa Indonesia.  Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap yang baik terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kurikulum ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dengan standar kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan: (a) Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil pengetahuan bangsa sendiri. (b) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. (c) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya. (d) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah. (e) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia.
Sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang secara etimologi kata tersebut berasal dari bahasa Inggris, yaitu terdiri atas kata socio dan linguistics. Linguistik yaitu ilmu yang mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur bahasa (fonem, morfem, kata, kalimat) dan hubungan antara unsur-unsur itu termasuk hakikat dan pembentukan unsur-unsur itu. Unsur sosio adalah seakar dengan sosial, yaitu yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat, dan fungsi kemasyarakatan. Jadi, sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (sosial).
Dengan adanya sosiolinguistik, kita tidak bisa menghakimi bahasa dengan sesuka hati. Kita juga tidak bisa menilai atau menetapkan suatu bahasa itu kasar atau tidak, berestetik atau tidak, dan sebagainya. Dengan sosiolinguistik, kita menjadi menghargai keunikan tiap bahasa. Sosiolinguistik paduan antara sosiologi dan linguistik. Keduanya saling berkaitan erat. Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. Sosiolinguistik pengkajian bahasa itu sendiri dan fungsinya dalam masyarakat (sosiologis). Yang dikaji adalah pengaruh masyarakat atas bahasa, fungsi bahasa dalam masyarakat, cara-cara menggunakan bahasa oleh dan dalam masyarakat. Pemakaian bahasa itu tentu mempunyai berbagai aspek, seperti jumlah, sikap, adat istiadat dan budaya. Menurut Harimurti Kridalaksana, sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh antar perilaku bahasa dan perilaku sosial (1983: 156). Sosiolinguistik bukan saja menyoroti masalah bahasa dalam suatu masyarakat melainkan bahasa dengan perilaku sosial. Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa dipandang sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta bagian kebudayaan masyarakat, antar bahasa dengan budaya dan masyarakat penuturnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya atau tidak dapat berdiri sendiri.
Jadi Sosiolinguistik adalah studi bahasa yang dipakai oleh masyarakat untuk mendapatkan gambaran pemakaian masyarakat pemakai bahasa dengan segala aspek yang melatarbelakanginya. Sosiolinguistik menekankan pada gejala dan kelompok masyarakat dalam kaitannya dengan bahasa, masyarakt memberi corak dan warna tertentu terhadap system pemakaian bahasa dan bahasa akan mengikuti perilaku masyarakat dan kadar kelancaran hubungan antar kelompok. Sosiolinguistik tidak menekankan pada bahasa atau masyarakatnya saja, tetapi hubungan timbale-balik antara bahasa dan masyarakat.
Sosiolinguistik memandang bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi atau alat untuk menyampaikan pikiran. Karena, yang menjadi sorotan dalam soiolingistik adalah siapa yang berbicara, menggunakan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan apa tujuannya. Peranan sosiolingistik terhadap bahasa ini pada intinya menilai bahasa tidak sekadar alat untuk berkomunikasi atau menyampaikan gagasan, tetapi lebih jauh dan lebih kompleks dari itu. Sosiolingistik membuat kita tahu bahwa bahasa itu dinamis, tidak terpaku pada satu ukuran, tetapi harus melihat hal-hal lain yang berhubungan dengan bahasa itu, dalam hal ini adalah sisi sosialnya. Melalui sosiolingguistik, kita dapat memahami bahasa tidak dengan sudut pandang yang kaku. Dengan adanya sosiolinguistik, kita tidak bisa menghakimi bahasa dengan sesuka hati. Kita juga tidak bisa menilai atau menetapkan suatu bahasa itu kasar atau tidak, berestetik atau tidak, dan sebagainya. Dengan sosiolinguistik, kita menjadi menghargai keunikan tiap bahasa.

Minggu, 24 Mei 2015

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah proses belajar-mengajar dan pengajaran. Menurut Panen, dkk. (2001:15) istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instruction.  Sedangkan menurut Gagne (1988:17) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. ciri utama pembelajaran adalah meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran. Di samping itu, ciri lain pembelajaran adalah “adanya interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan” (Rusyan, dkk. 1997:4). Selain itu interaksi juga dapat terjadi antara siswa yang belajar dengan lingkungan belajarnya., baik dengan guru, dengan siswa lainnya, media, dan sumber belajar lainnya.